Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kapal Hampir Tenggelam : Cerita Ketika Mudik

Pada postingan kali ini saya akan menulis tentang sebuah cerita kejadian yang pernah saya alami di tahun 2018. Waktu itu saya berada di Manado dan sedang dalam perjalanan mudik menuju ke kampung halaman melalui jalur laut dan menumpangi sebuah kapal tujuan saya tepatnya Kepulauan Sula, Maluku Utara.

Sore itu waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, kapal yang saya naiki di pelabuhan Manado saat itu mulai membunyikan suara panjang sebagai tanda akan berangkat dan meninggalkan pelabuhan. Anak Buah Kapal (ABK) mulai menjalankan tugas mereka masing-masing. Melepas tali ikatan yang melekat di pelabuhan dan ada yang memandu Kapten dengan Handy Talky (HT). Ada juga sebagian ABK yang bertugas merapikan tali-tali yang dilepas.

Suara mesin kapal semakin terdengar membesar yang menandakan kecepatan kapal makin meningkat, hanya dalam hitungan menit, kapal telah meninggalkan pelabuhan. Gelombang laut sore itu cukup bersahabat. Duduk di lorong-lorong dek kapal sambil melihat kota Manado yang indah, pohon-pohon kelapa berjejer yang terlihat jauh di bukit dan gunung-gunung, itulah kenapa kota ini dijuluki kota nyiur melambai.

Beberapa jam perjalanan, hari makin gelap. Jarum jam menunjukkan pukul 18.35 WITA. Perut mulai terasa lapar, menandakan telah waktunya makan malam, selain lapar, rasa ngantuk ini juga mulai menggoyang kepalaku.

" Ah, makan dulu biar kenyang kemudian tidur". Ucap saya dalam hati.

Saya bergerak mengambil bungkusan nasi yang dibeli pada ibu-ibu yang berjualan di kapal ketika masih di pelabuhan. Saya pun mulai menikmati nasi campur yang dengan sayur daun ubi yang nikmat. Sebagian orang mengatakan sayur ini juga termasuk obat malaria dan bagi saya ini hanyalah obat penghilang lapar hahaha.

Tegukan air mineral mengakhiri akhir dari aktivitas makan saya. Terasa ada yang kurang ketika sehabis makan dan tak merokok. sebatang rokok menjadi mengantar sebelum mulai berbaring untuk menyenangkan tubuh dan rasa sakit kepala yang bertahan.

Catatan :

Ketika itu saya masih merokok, jadi begitulah yang saya lakukan sehabis makan. Tapi saat ini saya sudah tidak lagi menjadi seorang perokok apalagi pemadat rokok.

Baca : 6 Cara Simple Berhenti Merokok Berdasarkan Pengalaman (Efektif)

Saya mulai membaringkan badan dan tertidur lelap di ranjang ukuran satu badan dek 2 kapal. Dalam nyenyaknya tidur terasa seakan sedang mimpi mendengar suara tangisan ibu-ibu yang pecah. Sontak saya terbangun sambil ketakutan serta penuh rasa penasaran apakah mimpi ini. Ternyata itu bukanlah sebuah mimpi, memang benar seisi kapal ribut dengan suara tangisan hampir semua perempuan.

Menangkan pikiran yang baru tersadar dan mulai memperhatikan, ya Allah ternyata kapal kita malam itu hampir tenggelam. Ombak yang begitu besar terlihat hingga sebagian pecah menghantam kapal, sebagian ombak pecah itu masuk ke bagian lantai dan lambung kapal.

Semua penumpang memakai pelampung penyelamatan berwarna orange, saya juga meminta pelampung kepada seorang ibu yang memiliki 2 baju orange itu. Mungkin karena saking ketakutan sehingga dia mengambil dua 2 pelampung sekaligus. Ibu itu mengulurkan tangannya dan memberikan 1 baju pelampung kepada saya.

Semua penumpang ketakutan dan berdoa. Beberapa orang lelaki ketakutan sambil memeluk ban dalam besar yang penuh angin. Selain itu, para ABK yang juga sibuk menjaga kapal mereka dari benturan ombak di tengah laut saat itu. Bahkan sebagian ABK mulai berdebat dengan kapten agar segera kembali ke Manado, jangan lagi melanjutkan perjalanan. Namun, saat itu kapten masih bersikukuh dan tetap melanjutkan perjalanan menerjang ombak yang sangar malam itu.

Sebatang rokok saya nyalakan untuk menemani berpikir, akhirnya dengan tangan kanan yang masih memegang pelampung, saya naik ke dek kapal paling atas dan duduk bagian belakang berdampingan dengan cerobong asap. Harapan saya memilih tempat itu agar jika kapal kita malam itu tenggelam maka saya memiliki peluang bebas untuk melompat kelaut tanpa benturan apapun.

Sambil menarik dan menghembuskan asapa rokok saya pikiran saya mulai menjadi tenang. Sebab kadang di situasi seperti itu kita harus mampu menenangkan pikiran untuk berpikir lebih jernih. Bahkan, bagi saya sendiri terkadang saya senang memikirkan sesuatu yang konyol dan lucu demi memberi sugesti pada diri saya agar tenang.

" Sangat merugi saya jika mati malam ini karena saya akan mati dalam keadaan bujang ".Itulah pikiran konyol saya malam itu hahaha.

Suasa kapal malam itu masih tetap ramai dan ribut, suara tangisan dan perdebatan para kru kapal bersama kapten mereka. Perdebatan ABK dan kapten dengan topik balik atau melanjutkan perjalanan.

Sementara itu air laut masih tetap masuk ke dalam kapal dan ombak yang mengantam kapal malam itu semakin liar. kapal kami sepeti perahu kertas di atas air deras, terguncang dan terombang-ambing dengan dasyat.

Akhirnya setelah kurang lebih 1 jam bimbang antara hidup dan mati, kapten kapal akhirnya memutar balik arah kapal dan kembali ke pelabuhan Manado. Semua penumpang tenang dan mulai senang. Laut mulai tenang dalam perjalanan kembali. Saya kembali ke ranjang semula dan tidur. Kapal tiba di pelabuhan Manando pada pagi hari.

Disampaikan kepada semua penumpang bahwa kapal akan kembali berangkat pada siang hari, mungkin dengan waktu tersebut akan terhindar dari ganansnya ombak semalam. Saya lebih memilih untuk membatalkan keberangkatan dan mengemablikan tikep kapal yang telah saya beli. Rasa untuk mudik ke kampung halaman jadi hilang total. Tiket saya mengalami pemotongan harga dan hanya dikembalikan sekian persen uang saya.

"Tak apalah, saya bersyukur masih hidup" kata saya kepada petugas pengembalian tiket.

Saya belum kembali ke rumah, kebetulan masih sangat pagi. Jadi saya lebih memilih ngopi dulu di tempat kopi dekat pelabuhan. Sebuah tempat ngopi yang sangat terkenal di Sulawesi Utara yaitu JAROD (Jalan Roda). Sehabis ngopi saya berjalanan ke jalan samping jalan dan mulai memesan ojek online untuk pulang ke rumah.

Lihat juga : Dapat Ilmu Bisnis Berharga Dari Orang Sukses

Posting Komentar untuk "Kapal Hampir Tenggelam : Cerita Ketika Mudik "