Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemuja Hujan yang Kasmaran Dalam Imajinasi

Tulisan pemuja hujan ini merupakan sebuah syair tentang hujan yang hadir dari inspirasi pengalaman indah ketika hujan menghadang di perjalanan. Makna sebuah keindahan cinta sering dihubungkan dengan hujan.

Entah atas dasar mayoritas manusia hingga terbentuk sebuah sugesti jiwa ataukah nilai-nilai kebetulan yang semakin menjadi dalam hasrat manusia mempersepsikan hujan. Namun yang pastinya inspirasi datang tak terduga dan hujan menjadi salah satu aktivitas alam dalam penghayatan.

Berlindung dari dahan pepohonan kampus yang berdiri kokoh mengayun menghalang awan hitam penanda. Tiba saat menjamu hujan deras siang, dari kejauhan mendekat berlari sosok indah

Berlari berhalang hujan dengan memo kecilnya. Entah siapa namanya tentu tak kalah indah dari orangnya. Iri hati pada hujan kurang ajar yang singgah tepat pada pipi merah delimamu.

Berucap kasih pada hujan itu yang membuatmu mendekat merambat meneduh di samping. Tersadari berjarak, namun bahagia melihat alami wajahmu di balik kibasan rambut terurai basah

Mungkin, aku tak berpaling padamu, tetapi hatiku menatap lurus tepat keindahanmu. Hujan kurang ajar pembawa rasa kasmaran padaku yang sempat berlari menujumu dalam khayalan

hanya kecil bagian dibasahi hujan. entah kenapa aku marah namun berterima kasih. Dengan hujan aku melihatmu dengan hujan aku menemukan moment dengan hujan aku mulai malu.





Imajinasi merupakan sebuah bentuk keaktifan manusia untuk selalu berbikir. Tanpa imajinasi, kita seperti sebuah robot yang hanya bekerja tanpa pikiran. Dengan berimajinasi, kita menjadi manusia yang benar-benar menikmati kebebasan berpikir. Ada seorang yang ditanya oleh temannya, apa cita-cita yang ingin kau raih ? dan dia menjawab cita-citanya adalah menghayal. Dapat dikatakan bahwa dia benar-benar menikmati setiap detik imajinasinya dengan sebuah kenikmatan yang dia sendiri tak mampu menjabarkan dengan kalimat manis.

Penulis: Awin Buton

Posting Komentar untuk "Pemuja Hujan yang Kasmaran Dalam Imajinasi"