Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Pendekatan Adaptasi Masyarakat Lokal di Pesisir dan DAS Terhadap Dampak Pemanasan Global

UU 32/2009 PPLH Pasal 1 (19) mendefinisikan Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia secara langsung atau tidak langsung sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global. Selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu tertentu yang dapat dibandingkan. Pemanasan global yang diikuti perubahan iklim akan memicu peningkatan curah hujan di beberapa belahan bumi sehingga menimbulkan banjir dan erosi.

Namun, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu dan perubahan sirkulasi atmosfer. Implikasi perubahan iklim saat ini sudah menjadi momok bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Meningkatnya intensitas dan curah hujan menyebabkan banyak wilayah Indonesia mengalami bencana banjir, banjir bandang dan longsor. Di sisi lain, musim kemarau yang datang akan menyebabkan kekeringan ekstrim yang akan mengganggu kebutuhan air baik bagi konsumsi manusia, maupun untuk keperluan usaha pertanian.

Dampak-dampak dari pemanasan global yang dapat memicu perubahan iklim tersebut secara langsung akan mempengaruhi sebaran dan pola suatu bencana. Bencana-bencana yang terjadi tersebut akan mengalami peningkatan dan akan berdampak pada kehidupan masyarakat baik yang tinggal di DAS, wilayah pesisir, maupun pulau-pulau kecil. Untuk mereduksi dampak negatif dan bisa mempertahankan kehidupan, mau tak mau masyarakat harus beradaptasi. Pendekatan yang dapat digunakan untuk beradaptasi adalah dengan mengurangi kerentanan atas bahaya sekaligus meningkatkan kapasitas pada seluruh komponen dari aset penghidupan (sunstainable livelihood/pentagon asset). Aset tersebut adalah human capital, social capital, physical capital, nature capital dan finance capital.

Lihat juga : Pemanasan Global : Pengertian ,Penyebab,Akibat dan Solusinya Secara Lengkap

Adaptasi yang dapat dilakukan masyarakat lokal di pesisir dan DAS dengan 5 modal tersebut adalah sebagai berikut

Kawasan pesisir

Langkah-langkah pendekatan pentagon asset yang dapat dilakukan untuk kawasan pesisir antara lain:
  1. Meningkatkan pengetahuan dan awareness masyarakat lokal terhadap ancaman bencana yang bisa terjadi di kawasan pesisir. Pendekatan sosialisasi bisa dilakukan dengan menggunakan komunitas-komunitas yang telah ada seperti pengajian mingguan, kumpulan, arisan, dsb.
  2. Peningkatan hubungan sosial masyarakat, baik melalui institusi-institusi lokal maupun formal yang ada di dalam komunitas masyarakat pesisir.
  3. Modal fisik (physical capital) dapat dilakukan dengan pembuatan bangunan-bangunan fisik untuk mengurangi energi arus dan gelombang seperti jetty, breakwater, sea wall, tanggul, dll. Selain itu rumah penduduk juga bisa di-upgrade sehingga menjadi lebih tahan bencana dengan cara meninggikan atau mengganti bahan bangunan dengan yang lebih kuat.
  4. Pendekatan dengan nature capital dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas lingkungan hidup di kawasan pesisir. Lingkungan dimaksud adalah yang menpunyai nilai ekonomi seperti sawah, tambak, dll. Penanaman dan perawatan hutan mangrove di pesisir. Mangrove yang ditanam diharapkan dapat berfungsi sebagai buffer yang dapat menahan air laut masuk ke daratan, penahan angin kencang, reduksi gelombang dan arus, dll.
  5. Peningkatan kapasitas Financial capital di wilayah pesisir dapat diwujudkan diversifikasi mata pencaharian masyarakat. Dengan kondisi human capital yang sudah mapan, masyarakat diharapkan tidak hanya bergantung pada satu mata pencaharian, terlebih satu mata pencaharian tersebut mudah terdampak oleh bencana akibat pemanasan global dan perubahan iklim, seperti tambak yang sangat berpotensi hancur akibat fenomena sea level rise. Jika masyarakat mempunyai sumber penghidupan lain selain tambak, maka ketika tambak yang diusahakan terkena bencana, masyarakat masih bisa bertahan melalui pendapatan lain tersebut.

Kawasan daerah aliran sungai (DAS)

Langkah-langkah pendekatan pentagon asset yang dapat dilakukan untuk kawasan DAS antara lain:
  1. Meningkatkan kapasitas human capital dengan sosialisasi mengenai bahaya bencana yang terdapat di wilayah DAS seperti banjir (bandang, lahar), longsor, kekeringan. Perlunya ditanamkan kepedulian mengenai penghematan penggunaan air, introduksi teknologi untuk pemanenan air, bahan bakar terbarukan, dan pentingnya menjaga hutan kepada masyarakat.Human capital dapat dibangun dengan sosialisasi pada komunitas-komunitas lokal di dalam masyarakat, atau memasukannya ke dalam kurikulum pendidikan formal.
  2. Meningkatkan kapasitas social capital dengan cara memperkuat hubungan antar individu dalam masyarakat, atau individu dengan lingkungan melalui institusi-institusi lokal maupun formal yang sudah ada di masyarakat. Institusi-institusi yang dimaksud dapat berupa institusi agama, norma, kearifan lokal (gotong-royong, mapallus), perdes, perda, dan aturan formal lain.
  3. Meningkatkat kapasitas physical capital dapat dilakukan dengan cara konservasi lingkungan. Penerapan konsep low impact development (LID) untuk wilayah urban, dan BMPs (best management practice’s) untuk wilayah rural atau wilayah pertanian dapat mengurangi dampak aliran permukaan yang menyebabkan banjir. Cara-cara diatas adalah untuk menjaga keseimbangan sistem hidrologis yang dapat terganggu setelah terjadi pembangunan, sehingga tidak menyebabkan bencana.
  4. Menigkatkan kapasitas nature capital dapat dilakukan dengan membatasi atau melarang eksplorasi hutan yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem DAS. Untuk lahan-lahan pertanian, praktek-praktek pengelolaan lahan dilakukan dengan cara-cara yang tidak mengganggu ekosistem seperti penerapan konservasi tanah dan air, penggunaan pupuk organik, serta mengurangi penggunaan pestisida kimia dan diganti dengan pengendalian hama penyakit terpadu (PHT). Selain itu, pembangunan yang dilakukan di DAS sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan.
  5. Meningkatkan kapasitas financial capital mempunyai skema hampir sama dengan pola adaptasi di wilayah pesisir. Diversifikasi mata pencaharian dapat dilakukan juga pada masyarakat yang ada di DAS. Seorang petani tidak hanya mempunyai pendapatan dari bidang usaha taninya saja. Jika terjadi gagal panen akibat kemarau maupun banjir, petani yang mempunyai diversifikasi pendapatan di luar sektor pertanian akan dapat bertahan lebih baik daripada petani yang hanya menggantungkan dari satu usaha tani.

Posting Komentar untuk "5 Pendekatan Adaptasi Masyarakat Lokal di Pesisir dan DAS Terhadap Dampak Pemanasan Global"