Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemadat Rokok yang Insaf

Awal mula Juan mulai mencoba menghisap rokok ketika duduk di bangku sekolah menengah atas, jangan ditiru ya, itu perbuatan kurang terpuji. Sebagai remaja yang menikmati masa-masa kenakalan mereka saat itu, Juan juga tidak bisa menghindari hal itu. Mulai mencoba-coba menghisap rokok, bahkan pernah dipergok oleh guru dan dihukum saat merokok di lingkungan sekolah.

Kebiasaan merokok berlanjut hingga masuk ke perguruan tinggi, bukan hanya rokok tapi Juan mulai menjadi penikmat kopi hitam. Kebiasaan berdiskusi bersama teman-teman mahasiswa maka kopi hitam menjadi solusi saat larut malam. Rokok dan kopi hitam menjadi bagian terpenting dalam kehidupan Juan. Ada sebuah istilah konyol yang diramaikan ketika itu " Rokok adalah istri pertama", mungkin pengaruh banyak berdiskusi tentang filsafat hingga melahirkan filososfi menurut teman-teman Juan.

Rokok adalah istri pertama artinya sebelum kita memiliki istri, rokoklah yang menemani kita kemana-mana. Saat sedih, senang, sendiri dan saat tidur. Oleh karena itu hingga melahirkan sebuah filosofi " Rokok adalah istri pertama " istri kedua ketika menikah nanti haha.

Namanya mahasiswa selalu lahir imajinasi liar yang dikeluarkan. Juan dapat dikategorikan sebagai pemadat sebab sehari dapat menghabiskan sekitar 3 bungkus rokok. Pada waktu bangun tidur, bukan hal lain yang dilakukan tapi minum air dan bakar rokok, sebaliknya juga waktu sebelum tidur pasti sebatang atau dua batang rokok terlebih dahulu sebagai pengantar tidur. Dapat dibayangkan bagaimana keseharian Juan dengan rokok.

Kenapa Juan berhenti merokok ?

Pasca selesai wisuda, Juan pernah sebelumnya berhenti dari yang namanya rokok sekitar 9 bulan. Alasanya ketika itu karena masalah keuangan. Juan yang telah selesai kuliah tidak lagi mendapat biaya dari kakanya yang notabene membiayainya kuliah. Oleh karena itu, Juan berhenti merokok dalam keadaan seperti itu sambil mencari-cari pekerjaan. Sembilan bulan berlalu, Juan diterima pada sebuah perusaahan dan dia mulai bekerja. Kebiasaan rokoknya kembali dengan mulai memperoleh penghasilan sendiri, bahkan semakin pemadat.

Kopi dan rokok mejadi menyemangat hidup bagi Juan yang sudah mulai bekerja. Suatu saat, kesehatan Juan terganggu, batuk-batuk kecil muali dirasakan ketika menjelang tidur malam dan hal itu berlangsung cukup lama. Sebagai seorang pemadat, Juan acuh tahu akan hal itu. 

" Juan, ayo main-main kerumah " ajak Adi, teman kerja Juan.

" Ngapain ke rumah Di ?, kita ngopi, inikan jam istirahat"

"Baiklah, ayo" Juan mengiyakan.

Juan dan Adi pergi menuju rumah Adi yang hanya berjarak sekitar 2 km. Ternyata di rumah Adi sedang berkunjung pamannya yang juga seorang terapi kesehatan (bukan dokter). Adi sengaja mengajak Juan dengan alasan ngopi agar Juan tidak menolak. Kemungkinan dia akan menolak jika diajak memeriksa tubuhnya, meskipun akhirnya tetap juga ngopi.

Paman Adi dengan senang hati menjalankan terapi kepada Juan yang berlangsung sekitar 30 menit.

" uhukk" suara batuk Juan

"uhukk, uhukk" 

Juan batuk ketika paman Adi menyentuh belakangnya tepat searah dengan paru-paru.

"Kamu pemadat rokok ya ?" tanya paman Adi

"Ya, begitulah pak" Jawab Juan sedikit miris

" Paru-paru masih belum parah sakitnya, tapi jika tidak dikurangi atau berhenti merokok, besar kemungkinan kamu akan mengalami gangguan besar pada paru-paru kamu" arahan paman, Juan mendengar dengan seksama.

Setelah selesai terapi, mereka bertiga ngopi sabil ngobrol tentang seputar kesehatan tubuh. Jam menunjukkan pukul 1.00 yang artinya jam istirahat telah selesaidan mereka harus kembali ke kantor. Dalam perjalanan Juan berpikir tentang pesan pamannya Adi dan kondisi paru-parunya saat ini. Selama beberapa minggu dia memikirkan untuk membuat keputusan berhentu merokok. Alasan yang paling pertama dan utama yaitu kemungkinan besar sakit paru-paru yang dapat menyerang jika kebiasaan pemadat ini diteruskan. Selain itu Juan juga telah merasakan gejala batuk-batuk sebelum bertemu dengan pamannya Adi.

" Saya harus bisa berhenti merokok, dulu jugakan pernah 9 buan berhenti" Juan perpikir keras tentang hal ini dalam beberapa minggu terkahir.

Akirnya keputusan Juan telah bulat, dia harus berhenti merokok demi kesehatannya. Lagi pula Juan juga berpikir jika nanti berkeluarga hal ini juga akan berdampak buruk pada kesehatan istri dan anaknya, sebab asap rokok berpengaruh bukan saja kepada kesehatan si perokok tapi juga terhadap orang-orang sekitar mereka atau sering disebut perokok aktif dan pasif.

Apakah anda berniat untuk berhenti merokok ? 

Lihat : 


Posting Komentar untuk "Pemadat Rokok yang Insaf "