Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Putus Cinta Itu Biasa, Putus Bujang Luar Biasa (Hal 3)

Tulisan ini merupakan lanjutan cerita dari Juan dan Mira pada tulisan sebelumnya, jadi anda akan lebih memahami alur ceritanya jika mulai dari membaca postingan cerita awal yaitu Kesibukan Bukan Alasan Untuk Tidak Berkomunikasi

Menjelang masa-masa minggu terakhir kegiatan Mira yang ditargetkan selama sebulan, kesibukan semakin banyak tentang tugas-tugas dalam pelatihan yang dia dan tim terima. Ketika masih menjadi pelajar dan mahasiswa, Juan termasuk orang yang kurang sabar dan sedikit mengutamakan egonya, bahkan sempat beberapa kali putus cinta hanya karena tak sabar dan bijak menjalani hubungan asmara bersama wanita-wanitanya itu.

Sepertinya beberapa pekan ini kesabaran Juan semakin diuji, dari banyaknya kiriman pesan singkat hanya satu atau dua yang dibalas Mira, itupun hanya balasan singkat tanpa ada interaksi balik. Sebanyak Juan berusaha menelepon, jumlah yang sama juga Mira tak menjawab panggilan telepon Juan.

" Kenapa sulit sekali membalas pesan dan menjawab telepon aku ya ! padahal jam telepon sudah aku tentukan ketika waktu istirahat malam dan waktu sebelum beraktivitas di pagi hari" ucap Juan dalam hati.

Juan juga memiliki jadwal kegiatan Mira yang sedang berlangsung sehingga dia tahu persis kapan jam yang baik untuk menelepon supaya tidak mengganggu kesibukan Mira. Dua pekan terakhir ini, Mira semakin sulit berkomunikasi dengan Juan. Entah kenapa ? padahal tak masuk akal jika selama 24 jam kesibukan itu berjalan terus menerus.

Jangan pernah jadikan kesibukan sebagai alasan untuk tidak dapat berkomunikasi sebab kesibukan itu sendiri tak layak menjadi alasan yang logis. Semua orang pada dasarnya memiliki kesibukan masing-masing, terus jika hal itu dijadikan alasan maka bisa dipastikan kita akan sulit mendapatkan pasangan yang nyaman atau cocok hidup bersama kita sampai tua bersama.

Hal tak masuk akal bagi Juan sendiri yaitu pada hari Minggu yang notabenenya adalah libur, Mira tak berkesempatan untuk komunikasi. Hal ini yang membuat Juan sedikit kecewa dengan sikap Mira, padahal dimana ada kemauan pastilah ada jalan dan kesempatan. Ada waktu istirahat, waktu setelah makan atau waktu sebelum tidur yang dapat dimanfaatkan satu atau dua menit untuk berkomunikasi.

Sifat super cuek Juan dan tak sabar seperti dahulu mulai hilang karena dia ingin menjadi lelaki yang lebih baik saat ini sehingga sabar dan bijakyang terpendam dalam dirinya selalu dilatih agar dapat menerima sesuatu dengan tenang.

Namun, Mira juga menyadari titik jenuh seseorang, selama menjalani hidup kita tak bisa mengindari dari yang namanya jenuh. Semua yang kita lakukan dalam menjalani suatu hubungan pada dasarnya adalah menjaga atau mengontrol kejenuhan itu sendiri agar tidak berdampak buruk.

Rasa Jenuh Juan mulai memuncak hingga menganggu aktivitas kesehariannya, konsentrasinya mulai terganggu akibat memikirkan sifat Mira saat ini. Akhirnya Juan mengambil keputusan yang telah dipikirkan selama beberapa hari yaitu " Putus". Keputusan itu diambil demi menjaga konstrasi Mira juga agar tidak merasa terganggu oleh Juan begitu pula sebaliknya. Juan juga tak mau konsentrasinya terganggu oleh pemikiran yang selalu tertuju ke Mira.

" Putus cinta itu biasa, putus bujang yang luar biasa, lebih baik pisah sekarang dari pada setelah menikah" ucap Juan sambil tertawa sendirian di rumahnya yang sunyi.

Jika nanti Mira benar-benar sadari dan ingin kembali memperbaiki hubungan mereka dengan merubah sikap malas berkomunikasi saat sibuk, Juan dengan lapang dada menerimanya. Semoga saat Mira kembali dari kegiatannya, mereka dapat terlihat bersama-sama lagi dengan sikap yang saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Lanjut baca halaman 4 : Pertemuan Setelah Putus Cinta

Posting Komentar untuk "Putus Cinta Itu Biasa, Putus Bujang Luar Biasa (Hal 3)"