Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kembali Mudik ke Kampung Halaman Setelah 3 Tahun

Rasa syukur sebesar-sebarnya mudik tahun ini (2018), setelah kurang lebih 3 tahun belum berkesempatan. Kenikmatan luar biasa melihat rumah dan keluarga yang berkumpul serta masakan enak yang dirindukan lidah (masakan rumah), merindukan udara tanah kelahiran, ribuan teman-teman, seruanya anak-anak saat bermain di setapak dan para ponakan yang mulai beranjak dewasa.

Berada di negeri orang untuk mengais rezeki membuat diri ini jauh dari kelurga besar di tanah kelahiran Kepulauan Sula. Selama 9 tahun merantau, memang beberapa kali sering mudik atau kembali ke kampung halaman. Namun, dalam waktu 3 tahun terakhir ini, kesempatan itu belum kunjung tiba. Rasa rindu memuncak terutama pada Ibu, rasa ini semakin tak rindu ini semakin dirasa setelah kepergian Ayah 6 tahun lalu.

Lihat :

Puisi Mama Aku Rindu

Jejak Kehidupan ( Antara Harapan dan kenyataan )

Kehidupan Seorang Anak Desa Bernama Nai di Timur Indonesia

3 tahun, ya waktu yang cukup lama untuk kembali menghirup aroma yang tak asing lagi yaitu rumah, melihat perubahan kota Sanana sebagai ibu kota kabupaten Kepulauan Sula yang semakin dipenuhi oleh pemukiman. Dinamika sosial yang semakin berubah. Hal ini membuat saya membutuhkan sedikit waktu untuk kembali menyesuaikan, bahkan kadang terpikir “ merasa asing di kampung sendiri”.

Tapi itulah kehidupan yang harus berjalan, hanya belajar bijak untuk menikmati semua hembusan nafas diri ini. Ada sebagian orang yang berpendapat untuk apa jauh dari keluarga hanya untuk mencari nafkah. Begitulah opini sebagian orang yang sebenarnya benar adanya tergantung bagaimana kita menyikapi.

Padahal sebenarnya, prinsip lain dari merantau adalah belajar dan menyiapkan segala sesuatu untuk kembali dan mengabdi untuk kampung halaman. Pengabdian dalam arti yang luas, intinya kita mampu menjadi orang yang berguna dan bermanfaat untuk saudara-saudara kita saat kembali pulang.

Sebab penilaian yang sering dilihat oleh seorang perantau saat kembali adalah seberapa kita menjadi sejahtera atau memiliki perubahan yang signifikan. Jika kembali dan keadaan masih sama seperti dahulu maka bersiaplah mendengar kalimat “ percuma anda merantau bertahun-tahun”

Bukan masalah merantaunya dan juga bukan tentang sukses dalam waktu singkat tapi bagi saya seberapa sering kita kembali untuk mengobati rindu bersama keluarga. Jika mampu setiap tahun mudik kenapa tidak.

Posting Komentar untuk "Kembali Mudik ke Kampung Halaman Setelah 3 Tahun"