Sabar Tak Ada Batasnya, Hanya Jeda
“ Jika anda mengatakan sabar ada batasnya, maka sebenarnya jeda sabar anda terlalu singkat ” (Ato Basahona).
Sabar ! sebuah kata yang banyak tercurahkan dari interaksi perkataan manusia hingga dapat menjadi obat penenang dalam menghadapi setiap permasalahan alur kehidupan.
Sebuah kata yang melahirkan ragam pemahaman setiap insan manusia, berbagai sudut pandang arah pemikiran dalam menafsirkan satu kata penuh makna ini.
Dalam arti sederhana sabar merupakan tindakan menahan emosi sebagai suatu bentuk pengendalian diri. Emosi mencakup rasa senang, sedih dan marah, maka sabar menjadi rasa pengontrol dalam keseimbangan karakter yang dominan menghasilkan kualitas kehidupan yang baik.
Apakah sabar ada batasnya ?
Jika anda mengatakan sabar ada batasnya maka, sebenarnya rasa sabar anda memiliki jeda yang cepat sebab sabar itu sendiri tak ada batasnya. Jika sabarnya ada batasnya maka sifat sabar itu sendiri telah hilang dalam diri kita dan tak akan merasakannya lagi.
Ibarat kota A dan B yang memiliki batas wilayah administrasi, jika anda berada di kota A dan melakukan perjalanan menuju ke kota B maka pastinya akan melewati batas kota antara kedua kota tersebut. Anda akan berada di kota B dan lingkungan dan suasana kota A akan hilang. Anda tidak akan dapat berada lagi di kota A dan menikmati lingkungannya jika tidak melakukan perjalanan kembali.
Jika sabar ada batasnya maka anda tidak akan pernah lagi memiliki rasa sabar itu sendiri sebab anda telah melewati batas kesabaran. Namun, kenyataannya rasa sabar itu tetap ada dan bersemayam dalam jiwa serta tindakan nyata pada saat tertentu. Itulah sehingga dikatakan sabar memiliki jeda. Tidak sabar saat ini bukan berarti rasa itu hilang selamanya sebab disaat yang lain anda akan kembali merasakan sabar itu sendiri. Jeda sabarlah yang sebenarnya kita rasakan bukan batas dari sabar itu sendiri.
Interval waktu jeda berbeda-beda dalam setiap tindakan manusia tentang sebuah bentuk kesabaran. Oleh sebab itu sering terdengar nasehat yang terucap “perbanyak rasa sabar”. Setiap ajaran Agama menganjurkan hal itu dan hikmah yang berbuah dari sebuah rasa kesabaran yang panjang dapat dirasakan dengan penuh kebahagiaan masing-masing individu.
Latihlah kebiasaan sabar agar kita memiliki banyak jeda waktu dalam kesabaran. Berhentilah mengeluh dengan ucapan sabar ada batasnya sebab keluhan itu hanya menunjukan kekurangan sabar kita kepada alam dan waktu.
Sabar ! sebuah kata yang banyak tercurahkan dari interaksi perkataan manusia hingga dapat menjadi obat penenang dalam menghadapi setiap permasalahan alur kehidupan.
Sebuah kata yang melahirkan ragam pemahaman setiap insan manusia, berbagai sudut pandang arah pemikiran dalam menafsirkan satu kata penuh makna ini.
Dalam arti sederhana sabar merupakan tindakan menahan emosi sebagai suatu bentuk pengendalian diri. Emosi mencakup rasa senang, sedih dan marah, maka sabar menjadi rasa pengontrol dalam keseimbangan karakter yang dominan menghasilkan kualitas kehidupan yang baik.
Apakah sabar ada batasnya ?
Jika anda mengatakan sabar ada batasnya maka, sebenarnya rasa sabar anda memiliki jeda yang cepat sebab sabar itu sendiri tak ada batasnya. Jika sabarnya ada batasnya maka sifat sabar itu sendiri telah hilang dalam diri kita dan tak akan merasakannya lagi.
Ibarat kota A dan B yang memiliki batas wilayah administrasi, jika anda berada di kota A dan melakukan perjalanan menuju ke kota B maka pastinya akan melewati batas kota antara kedua kota tersebut. Anda akan berada di kota B dan lingkungan dan suasana kota A akan hilang. Anda tidak akan dapat berada lagi di kota A dan menikmati lingkungannya jika tidak melakukan perjalanan kembali.
Jika sabar ada batasnya maka anda tidak akan pernah lagi memiliki rasa sabar itu sendiri sebab anda telah melewati batas kesabaran. Namun, kenyataannya rasa sabar itu tetap ada dan bersemayam dalam jiwa serta tindakan nyata pada saat tertentu. Itulah sehingga dikatakan sabar memiliki jeda. Tidak sabar saat ini bukan berarti rasa itu hilang selamanya sebab disaat yang lain anda akan kembali merasakan sabar itu sendiri. Jeda sabarlah yang sebenarnya kita rasakan bukan batas dari sabar itu sendiri.
Interval waktu jeda berbeda-beda dalam setiap tindakan manusia tentang sebuah bentuk kesabaran. Oleh sebab itu sering terdengar nasehat yang terucap “perbanyak rasa sabar”. Setiap ajaran Agama menganjurkan hal itu dan hikmah yang berbuah dari sebuah rasa kesabaran yang panjang dapat dirasakan dengan penuh kebahagiaan masing-masing individu.
Latihlah kebiasaan sabar agar kita memiliki banyak jeda waktu dalam kesabaran. Berhentilah mengeluh dengan ucapan sabar ada batasnya sebab keluhan itu hanya menunjukan kekurangan sabar kita kepada alam dan waktu.
Posting Komentar untuk "Sabar Tak Ada Batasnya, Hanya Jeda"