Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saya Ingin Bercerita Tentang HmI

Oleh: Ikbal Sapsuha

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya masih tetap istiqomah dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya selaku kader HmI, dan ingin bercerita tentang HmI dari berdirinya hingga kontemporer (saat ini).

HmI adalah salah satu wadah ataupun proses kaderisasi yang mampu untuk melahirkan seorang mahasiswa untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia, sejak tahun 1947 hingga kini tahun 2017, selama 69 tahun ribuan mahasiswa masuk menjadi anggota HmI, mengalami proses kaderisasi dan tugas-tugas kepengurusan yang diarahkan agar tumbuh dan berkembang menjadi insan cita HmI yaitu insan akademis, pelopor, dan pengabdi yang berlandaskan Islam serta bertujuan “ Terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan ulil albab yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Swt ”.

Dari HmI-lah kita berproses tanpa henti sehingga para alumni HmI sebagai sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas memasuki kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selaku politisi, pengusaha, cendekiawan, ulama, birokrat, pendidik, budayawan dan lain-lain hingga menjadi tenaga profesional yang handal untuk membela dan membangun negara kita yang tercinta ini Indonesia.Mungkin tidak diperkirakan oleh para pendiri HmI sendiri, bahwa apa yang diniatkan mereka ketika mendirikan HmI di tahun 1947 jika nanti HmI dapat memberi sumbangan yang besar pada tanah air, berupa kader-kader umat dan bangsa yang bertebaran di berbagai lembaga negara, partai politik dan organisasi kemasyarakatan, meskipun masih harus terus-menerus meningkatkan kualitas organisasi dan bahkan masih senantiasa memelihara identitasnya. lewat cerita ini, saya teringat dengan salah satu mantan Jenderal, Almarhum Jenderal Soedirman, beliau katakan bahwa HmI adalah" HARAPAN MASYARAKAT INDONESIA" dan sedikit banyak yang telah terpenuhi dan masih sangat relevan di masa mendatang.

Hal ini membuktikan, pemikiran atau ide gagasan dalam konsep yang melandasi pendirian HmI merupakan jawaban terhadap harapan masyarakat Indonesia, HmI hadir dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang eksistensinya di jamin oleh masyarakat itu sendiri sehingga hal inilah yang selayaknya didasari oleh setiap anggota selaku kader HmI di tengah warna-warni perbedaan masyarakat. HmI akan menjadi perekat yang mendekatkan berbagai warna-warni perbedaan itu, selama HmI memegang teguh landasan pemikiran seperti itu, maka HmI Insya Allah akan tetap eksis dan berkembang.

Buat apa HmI didirikan? tidak berlebihan jika setiap organisasi selayaknya memiliki dasar dan tujuan yang melandasi berdirinya organisasi itu sendiri, HmI didirikan oleh mahasiswa dari kalangan perguruan tinggi Islam yaitu Sekolah Tinggi Islam (STI), yang merasa perlu memiliki keseimbangan di dalam mengabdikan dirinya dengan memperdalam ke-Islamannya. Wajar saja, oleh karena pendidikan tinggi di waktu itu masih terbatas pada pendidikan umum, belum berdiri kampus-kampus lain misalnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Meskipun demikian, perumusan tujuan dan sifat organisasi mahasiswa Islam masih sangat relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini setidaknya mengindikasikan sebuah pemikiran yang mendalam dari para pendiri HmI bahwa HmI akan selalu berada di tengah-tengah masyarakatnya. Oleh karena itu, dasar pemikiran berdirinya HmI selayaknya harus selalu menjadi rujukan di setiap para aktivis, kader ataupun pengurus HmI di segala tingkat kepengurusan di dalam mengemudikan roda organisasi.

Adapun dasar-dasar pemikiran itu antara lain yang saya ketahui sebagai berikut:

1. Bahwa HmI adalah organisasi kader umat dan bangsa, mengapa dikatakan sebagai organisasi kader ? karena masa keanggotaan HmI adalah sepanjang menjadi mahasiswa hingga selesai menyandang status kemahasiswaannya selama ia berproses 12 tahun. Sehingga ada batasan ruang dan waktu, sebagai mahasiswa merupakan kelompok masyarakat Indonesia yang memperoleh kesempatan pendidikan tinggi, sehingga terbuka peluang melahirkan pemimpin bangsa dan umat, kesempatan menjadi anggota HmI sebaiknya digunakan untuk membuka peluang-peluang seperti itu, sehingga HmI adalah" Harapan Masyarakat Indonesia, seperti yang sudah diutarakan oleh Almarhum Jenderal Soedirman, tempat menggodog para pemimpin bangsa dan umat. Pengabdian yang sesungguhnya dari seorang anggota ataupun kader HmI adalah ketika usai menyelesaikan studinya di pendidikan tinggi dengan baik sehingga dapat menjadi modal yang sangat berharga di kemudian hari.

2. Sebagai organisasi kader, maka HmI harus bersifat mandiri dan independen di tengah pluralisme umat dan kebhinekaan bangsa. Hal ini diperlukan untuk dapat menjadi perekat kebhinekaan kebebasan dalam berfikir untuk mencari formula yang terbaik di segala bidang agar bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Independensi juga diperlukan untuk menjaga kejernihan berfikir sehingga esensi penafsiran objektivitasnya selalu terjaga dengan baik tanpa memandang sesuatu secara subjektivitas.

3. Mencita-citakan persatuan umat dan kesatuan bangsa sebagai kader umat dan bangsa. HmI harus selalu bisa menempatkan diri sebagai pemersatu umat dan sekaligus ikut membangun kesatuan bangsa, hal ini diyakini bahwa kesatuan bangsa hanya dapat dicapai apabila ada persatuan umat sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Karenanya, sebelum kita berperan seperti itu maka HmI harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan organisasinya sendiri yang difasilitasi oleh seluruh kader secara masif.

4. HmI adalah organisasi yang bersifat non-praktis politik, sifatnya ini perlu di tegaskan bahwa HmI tidak boleh dan tidak akan pernah menjadi Onderbouw atau suatu kekuatan politik, termasuk partai politik Islam sebagai kader umat dan bangsa. Dalam wawasan HmI, tidak boleh ada dikotomi antara wawasan keislaman dan kebangsaan.

5. Bahwa dengan pemikiran seperti itu, maka harus ada kualitas yang lebih, yang dimiliki oleh HmI, kualitad itu adalah menonjolnya sifat sebagai organisasi Mahasiswa dan Islam. Kegiatan study sebagai ciri mahasiswa harus tetap dipelihara, demikian juga sifat sebagai organisasi Islam. Keseimbangan ini yang diperlukan untuk tetap mempertahankan ciri khas HmI sebagai organisasi mahasiswa Islam yang berasaskan Islam, Al-Qur'an, dan Al-Hadits.

HmI adalah organisasi perjuangan, perkaderan dan pergerakan. HmI untuk umat, HmI adalah kita dan Kita adalah HmI. Yakini dengan iman, usahakan dengan ilmu, sampaikan dengan amal maka Mari BerHmI.

Manado, 3 Februari 2017

Posting Komentar untuk "Saya Ingin Bercerita Tentang HmI"