Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika Cinta Mengenal Dirinya

Oleh : Rudi Sapsuha

Aku mengagumi orang yang membuka pikirannya kepadaku. Aku hormati dia yang mengungkap impian-impiannya. Tetapi kenapa aku tersipu, bahkan sedikit malu, di muka dia yang melayaniku. Kasih sayang dan kekerasan selalu berperang di hati manusia seperti malapetaka yang berperang di langit malam yang pekat ini.

Tetapi kasih sayang selalu dapat mengalahkan kekerasan. Karena ia adalah anugerap tuhan dan ketakutan-ketakutan malam ini akan berlalu dengan datangnya siang yang telah memelihara semangat masa kecil bahkan sampai memasuki era manusia biasa.

Alangkah buruknya kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya. Sesunguhnya jarak terbesar adalah yang terletak antara perbuatan dan yang semata-mata hasrat, karena dalam keteringatan tidak ada yang dinamakan jarak dan hanya dalam kelupaan terdapat teluk yang tidak bisa dijembatani baik oleh suaramu maupun matamu.

Ia bermula dari ujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda. Mencintai adalah masalah penting bagi manusia. Bila kita mampu mengurai cinta, maka hakekat cinta akan berubah menjadi sesuatu itulah kenyataan cinta.

Cinta memang tidak muda untuk dimengerti. Mereka katakan jika orang memahami dirinya, dia memahami semua orang. Tetapi aku katakan padamu, apabila orang mencintai seseorang, dia belajar sesuatu mengenal dirinya sendiri. Kecantikan bersinar lebih terang dalam hati orang yang merindukannya.

Rudi Sapsuha, Sanana 25 Desember 2016

Posting Komentar untuk "Ketika Cinta Mengenal Dirinya"