Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kecil tapi Politisi

Oleh : Isra Buamona

Anak ku Zihadi, dalam pikiranku dia hanyalah anak kecil yang baru belajar merangkak untuk menjadi anak yang baru tumbuh dewasa yang tidak tahu apa-apa soal isi dunia ini.

Memang ia seorang anak kecil yang ketika lapar atau haus dia cuma bisa menangis, begitupun dengan dia ngantuk atau sakit paling tidak dia hanya bisa gelisah dan menangis terus begitu saja. Kata orang begitulah kebiasaan anak kecil.



Tetapi kemudian kalau kita melihat tangisannya hanyalah sebuah kebiasaan, maka kita sebagai orang tua hanya akan mendapatkan lelah dari tanggung jawab sebagai orang tua yang merawat anak-anak kita. Tapi jika kita melihat dari sisi lain maka yang kita dapatkan adalah proses POLITIK yang paling berharga dari seorang anak kecil yang kita lahirkan di dunia ini. Selain dari membahagiakan kita juga memberikan kita sebuah cerita besar soal pengetahuan politik.

Mengapa tidak, coba kita cermati benar, bagaimana seorang anak kecil dapat mempengaruhi kita hanya dengan teriakan dan tangis kecilnya. Saat itu kita sibuk, panik dan merasa kacau untuk segera menyiapkan atau menghadirkan apa yang menjadi kepentingannya, padahal ia menunjukkan kepada kita bahwa ia adalah calon seorang pemimpin politik besar yang harus dilayani dengan baik. Dengan pengetahuannya sebagai anak kecil ia dapat mengatur kita agar tetap selalu siaga dan terus bekerja menyiapkan apa yang menjadi kebutuhannya nanti.

Ia memberikan sebuah pelajaran paling berharga kepada kita selain dari proses politik juga mengajari kita sebagai orang tua untuk tetap sabar dan terus mennyayanginya sepenuh hati kita. Tetapi jika keinginannya tidak terpenuhi secara baik, maka kita sendiri sebagai orang tualah yang akan merasa bersalah, kehilangan, sedih dan lain sebagainya.

semoga kita terus belajar dari mereka, anak-anak kecil.

Posting Komentar untuk "Kecil tapi Politisi"