Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Desain Agroforestri Menurut Chundawat dan Gautam

Menurut Chundawat dan Gautam menurut Chundawat dan Gautam, 1993 dalam Lahjie,2002 desain agroforestri yang baik harus mencakup beberapa kriteria sebagai berikut :

A. Produktifitas

Ada banyak cara yang berbeda untuk meningkatkan produktifitas dengan sistem agroforestri, peningkatan dari hasil tanaman yang berasosiasi, pengurangan input-input bagi sistem tanaman pertanian, peningkatan efisiensi tenaga kerja, diversifikasi, pemenuhan kebutuhan dasar dan tindakan-tindakan efisiensi ekonomi lainnya atau perolehan potensi-potensi biologi.

B. Kelestarian

Dengan usaha meningkatkan kelestarian sistem produksi, agroforestri, agroforestri dapat mencapai tujuan konservasi serta secara langsung memotivasi petani-petani berpendapatan rendah yang tidak tertarik dengan tujuan konservasi.

C. Kemampuan Adaptasi

Tidak peduli betapun baiknya secara teknik atau sehatnya secara lingkungan dari suatu desai agroforestri, tidak ada dari teknologi tersebut yang dapat dilaksanakan kecuali kalau teknologi tersebut diterima oleh penggunannya. Hal ini berarti bahwa teknologi harus sesuai dengan keadaan sosial serta karakteristik lingkungan pemanfaatan lahan yang menjadi tujuan desain.

Desain Agroforestri menurut Chundawat dan Gautam, 1993 sebagai berikut :

1. Desain Sederhana

Desain sederhana ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian. Ada dua tipe dari desain ini yaitu desain barisan sejajar antara pohon dan tanaman pertanian dan barisan terpusat tanaman pertanian mengelilingi sebuah pohon.

2. Desain Sistematis

Desain sistematis adalah jika jarak tanam berada dalam satu aturan tertentu meskipun bentuknya bervariasi. Pengaruh jarak tanam ini bisa menjadi tolak ukur produktifitas hasil panen. Bila jarak tanam sesuai maka produktifitas hasil akan maksimal karena interaksi negatif berupa kompetisi sumberdaya bisa diminimalisir.

Terdapat tiga desain sistematis yaitu :

a. Desain sistematis sederhana

b. Desain Baling-baling/fan

c. Desai Baris sejajar

d. Desai Baris sejajar dengan lapangan semakin rapat ke atas

3. Desai Khusus

Desain khusus adalah desain agroforestri yang tidak biasa digunakan dalam percobaan-percobaan pertanian dan kehutanan. Pada hakekatnya setiap ahli agroforestri dengan ilmu dan kepandaiannya bisa merancang berbagai desain baru dengan tujuan mempelajari interaksi antar tanaman penyusun sistem agroforestri lebih detail.

Desain Khusus dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Desain tetangga terdekat

b. Desain sarang lebah, dan

c. Desain Y

Desain Y digunakan dalam percobaan agroforestri untuk mengetahui nilai penting bila suatu susunan tanaman garis lurus yang teratur. Apakah pengaruh orientasi baris perlu diselidiki. (Lahjie,2002).

Posting Komentar untuk "Desain Agroforestri Menurut Chundawat dan Gautam"