Puisi Obituary Usia
Puisi Obituary Usia
To, begitu renyah pagi mengintip.
Memahkotai tiara di penanggalan
obituary usia.
Lengit bulan memantrai perjamuan sejarah.
Yang kita namai ''kelupas waktu''
Ucapan doa-doa, sempurna memulangkan ingatan, To.
Bahwa, siklus angka-angka terus berputar.
Mendekati kesementaraan yang kasat dan
tak kasat yang sedang membakar
detik menuju titik kulminasi akhir Maut.
To, samaralah pada-nya.
Biarkan munajat menengadah tajam.
Agar disetiap tarik napas,
ia hiduan hikmah yang segera tikamkan kesadaran.
''Hidup bukan hanya tentang pengulangan sejarah,
tapi ia pikulan beban di pundak,
yang 'kan dipertanggungjawabkan kelak.''
To, semangatlah.
Perayaan menantimu tentang torehan liku laku,
yang 'kan menjadi bekal di pesta takdir penghabisan kesempatan.
Dan yang tertinggal hanya obituary waktu.
Kan diabadikan sejarah hanya sebagai ''kenangan''
Makassar, 20 Desember 2015
Obituary
Tulisan untuk mengenang
Samarah: berserah
Karya : Lia Zaenab Zee
To, begitu renyah pagi mengintip.
Memahkotai tiara di penanggalan
obituary usia.
Lengit bulan memantrai perjamuan sejarah.
Yang kita namai ''kelupas waktu''
Ucapan doa-doa, sempurna memulangkan ingatan, To.
Bahwa, siklus angka-angka terus berputar.
Mendekati kesementaraan yang kasat dan
tak kasat yang sedang membakar
detik menuju titik kulminasi akhir Maut.
To, samaralah pada-nya.
Biarkan munajat menengadah tajam.
Agar disetiap tarik napas,
ia hiduan hikmah yang segera tikamkan kesadaran.
''Hidup bukan hanya tentang pengulangan sejarah,
tapi ia pikulan beban di pundak,
yang 'kan dipertanggungjawabkan kelak.''
To, semangatlah.
Perayaan menantimu tentang torehan liku laku,
yang 'kan menjadi bekal di pesta takdir penghabisan kesempatan.
Dan yang tertinggal hanya obituary waktu.
Kan diabadikan sejarah hanya sebagai ''kenangan''
Makassar, 20 Desember 2015
Obituary
Tulisan untuk mengenang
Samarah: berserah
Karya : Lia Zaenab Zee
Posting Komentar untuk "Puisi Obituary Usia"