Langit Biru di Puncak Gunung Mahawu
Keindahan Gunung Mahawu sangat terpancar di pagi hari yang dihiasi dengan sentuhan sang Surya dalam menghadirkan suatu rasa kenyamanan dan ketentraman jiwa dalam mengagumi karya Tuhan Yang Maha Kuasa.
Gunung Mahawu adala salah-satu gunung yang berada Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung Mahawu sangat mudah untuk dijangkau karena Pemerintah Kota Tomohon telah membangun infastruktur berupa jalan sekaligus tempat penginap di puncak bagi para pengunjung yang akan menginap di puncak.
Rute perjalananya untuk kesana yaitu bagi yang berada di kota Manado bisa langsung menggunakan kendaraan baik motor atau mobil menuju kota Tomohon,tepatnya di terminal Beriman kota Tomohon dari situ anda bisa langsung menuju ke puncak Gunung Mahawu sekitar 30 menit. Keindahan alam yang mudah terjangkau
Warna biru tampak indah dilangit pada pagi hari disaat matahari menyinari permukaan bumi. Begitu juga saat malam sewaktu cahaya bulan menyinari permukaan bumi, warna langit pun terlihat tampak biru seperti warna langit di siang hari. Pertanyaan mengapa warna langit berwarna biru..?
Gelombang Cahaya
Gelombang cahaya yang tampak merupakan salah satu contoh dari gelombang elektromagnetik. Cahaya yang tampak dan bersumber dari matahari pada dasarnya bukanlah gelombang cahaya yang hanya dari terdiri satu gelombang warna. Cahaya matahari terdiri dari banyak gelombang dalam kumpulan cahaya tapi jika cahaya menyatu maka yang tampak hanya berwarna putih terang seperti cahaya matahari tersebut.
Percobaan yang dilakukan oleh Sir Isaac Newton dengan dilewatkanya cahaya tampak melalui sebuah prisma kaca dan hasilnya seberkas cahaya matahari yang melewati prisma terbias melebar kemudian beberapa warna terlihat akibat uraian cahaya dari prisma tersebut dan ternyata cahaya yang dapat terurai menyebar (spectrum) oleh prisma kaca dan membuktikan bahwa cahaya putih ternyata terdiri dari beberapa macam warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah. Urutan cahaya tergantung dari besar kecilnya gelombang tersebut, biasanya akan berurutan dari merah, oranye (jingga), kuning, hijau, biru, nila (indigo) dan ungu.
Matahari Melewati Atmosfir
Sebelum cahaya matahari sampai ke permukaan bumi cahaya matahari terlebih dulu melewati lapisan udara tak kasat mata atau yang dikerkenal dengan istilah Atmosfer.
Diluar angkasa, cahaya matahari yang pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun saat memasuki atmosfer mulai berinteraksi dengan molekul molekul udara yang dapat menyebabkannya teruarai ke segala arah. Penguraian ini terkenal dengan istilah Rayleigh. Rayleigh merupakan hamburan elastis gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya) yang disebabkan saat seberkas cahaya melewati partikel dimana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pada panjang gelombang partikel yang dilewatinya. Saat matahari melewati lapisan atmosfer panjang molekul-molekul udara seribu kali lebih kecil dari pada panjang gelombang cahaya matahari itu sendiri.
Spektrum Warna Biru
Uraian warna biru merupakan uraian warna terkuat atau setidaknya empat kali lebih kuat daripada uraian warna-warna lainnya. Langit yang tampak biru merupakan hasil dari uraian gelombang cahaya matahari yang didominasi oleh uraian gelombang cahaya warna biru. Warna langit biru yang didominasi oleh hamburan warna biru dari cahaya matahari. Pada dasar langit tidak memiliki warna dan warna yang tercipta merupakan warna yang terjadi akibat uraian dari cahaya matahari. Sama halnya saat malam pun juga demikian. Warna biru yang muncul saat bulan purnama atau saat bulan menyinari bumi adalah sebagai akibat dari terurairnya cahaya matahari oleh molekul udara yang kemudian warna langit didominasi oleh warna biru.
Sekilas tentang Distribusi CH4
Sampah organik yang di tampung pada tempat pembuangan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Dalam proses pembusukan secara alamih tersebut sampah akan mengeluarkan gas methan (CH4). Oleh karena itu pengumpulan dan penampungan sampah di tempat pembuangan akhir hanya merupakan penyelesaian sementara, terutamap dikaitkan dengan kebersihan kota. Tempat pembuangan sampah akhir yang membirkan terjadinya pembusukan justru akan menimbulkan masalah baru, sumber pencemaran gas methan (CH4) yang terjadi secara alamiah.
Gas mathan (CH4) merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang kekuatanya 21 kali lipat dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dan ini jelas sangat berpengaruh terhadap pemantulan panas dari bumi kembali ke bumi. Pembebesan gas methan secara alami dari proses pembusukan sampah organik lepas ke atmosfer tak terkendali. Pembusukan sampah organik dapat juga terjadi pada limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain sebagainya.
Pada sebagian tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sudah menggunakan alat pemanen gas Methan (CH4) yaitu Digester,, dengan mekanisme kerjanya adalah melakukan dekomposisi secara cepat dengan merubah gas Methan menjadi karbon dioksida dan hasil dari sisa pengolahan dijadikan pupuk kompos.Jadi, tempat pembuangan Akhir sampah (TPA) harus segera di upayakan adanya Digester, demi mengurangi gas CH4 yang lebih berbahaya dari CO2.(Baca Juga : Pesona Pulau Sambiki di Kepulauan Sula)
Gunung Mahawu adala salah-satu gunung yang berada Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung Mahawu sangat mudah untuk dijangkau karena Pemerintah Kota Tomohon telah membangun infastruktur berupa jalan sekaligus tempat penginap di puncak bagi para pengunjung yang akan menginap di puncak.
Rute perjalananya untuk kesana yaitu bagi yang berada di kota Manado bisa langsung menggunakan kendaraan baik motor atau mobil menuju kota Tomohon,tepatnya di terminal Beriman kota Tomohon dari situ anda bisa langsung menuju ke puncak Gunung Mahawu sekitar 30 menit. Keindahan alam yang mudah terjangkau
Warna biru tampak indah dilangit pada pagi hari disaat matahari menyinari permukaan bumi. Begitu juga saat malam sewaktu cahaya bulan menyinari permukaan bumi, warna langit pun terlihat tampak biru seperti warna langit di siang hari. Pertanyaan mengapa warna langit berwarna biru..?
Gelombang Cahaya
Gelombang cahaya yang tampak merupakan salah satu contoh dari gelombang elektromagnetik. Cahaya yang tampak dan bersumber dari matahari pada dasarnya bukanlah gelombang cahaya yang hanya dari terdiri satu gelombang warna. Cahaya matahari terdiri dari banyak gelombang dalam kumpulan cahaya tapi jika cahaya menyatu maka yang tampak hanya berwarna putih terang seperti cahaya matahari tersebut.
Percobaan yang dilakukan oleh Sir Isaac Newton dengan dilewatkanya cahaya tampak melalui sebuah prisma kaca dan hasilnya seberkas cahaya matahari yang melewati prisma terbias melebar kemudian beberapa warna terlihat akibat uraian cahaya dari prisma tersebut dan ternyata cahaya yang dapat terurai menyebar (spectrum) oleh prisma kaca dan membuktikan bahwa cahaya putih ternyata terdiri dari beberapa macam warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah. Urutan cahaya tergantung dari besar kecilnya gelombang tersebut, biasanya akan berurutan dari merah, oranye (jingga), kuning, hijau, biru, nila (indigo) dan ungu.
Matahari Melewati Atmosfir
Sebelum cahaya matahari sampai ke permukaan bumi cahaya matahari terlebih dulu melewati lapisan udara tak kasat mata atau yang dikerkenal dengan istilah Atmosfer.
Diluar angkasa, cahaya matahari yang pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun saat memasuki atmosfer mulai berinteraksi dengan molekul molekul udara yang dapat menyebabkannya teruarai ke segala arah. Penguraian ini terkenal dengan istilah Rayleigh. Rayleigh merupakan hamburan elastis gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya) yang disebabkan saat seberkas cahaya melewati partikel dimana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pada panjang gelombang partikel yang dilewatinya. Saat matahari melewati lapisan atmosfer panjang molekul-molekul udara seribu kali lebih kecil dari pada panjang gelombang cahaya matahari itu sendiri.
Spektrum Warna Biru
Uraian warna biru merupakan uraian warna terkuat atau setidaknya empat kali lebih kuat daripada uraian warna-warna lainnya. Langit yang tampak biru merupakan hasil dari uraian gelombang cahaya matahari yang didominasi oleh uraian gelombang cahaya warna biru. Warna langit biru yang didominasi oleh hamburan warna biru dari cahaya matahari. Pada dasar langit tidak memiliki warna dan warna yang tercipta merupakan warna yang terjadi akibat uraian dari cahaya matahari. Sama halnya saat malam pun juga demikian. Warna biru yang muncul saat bulan purnama atau saat bulan menyinari bumi adalah sebagai akibat dari terurairnya cahaya matahari oleh molekul udara yang kemudian warna langit didominasi oleh warna biru.
Sekilas tentang Distribusi CH4
Sampah organik yang di tampung pada tempat pembuangan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Dalam proses pembusukan secara alamih tersebut sampah akan mengeluarkan gas methan (CH4). Oleh karena itu pengumpulan dan penampungan sampah di tempat pembuangan akhir hanya merupakan penyelesaian sementara, terutamap dikaitkan dengan kebersihan kota. Tempat pembuangan sampah akhir yang membirkan terjadinya pembusukan justru akan menimbulkan masalah baru, sumber pencemaran gas methan (CH4) yang terjadi secara alamiah.
Gas mathan (CH4) merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang kekuatanya 21 kali lipat dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dan ini jelas sangat berpengaruh terhadap pemantulan panas dari bumi kembali ke bumi. Pembebesan gas methan secara alami dari proses pembusukan sampah organik lepas ke atmosfer tak terkendali. Pembusukan sampah organik dapat juga terjadi pada limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain sebagainya.
Pada sebagian tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sudah menggunakan alat pemanen gas Methan (CH4) yaitu Digester,, dengan mekanisme kerjanya adalah melakukan dekomposisi secara cepat dengan merubah gas Methan menjadi karbon dioksida dan hasil dari sisa pengolahan dijadikan pupuk kompos.Jadi, tempat pembuangan Akhir sampah (TPA) harus segera di upayakan adanya Digester, demi mengurangi gas CH4 yang lebih berbahaya dari CO2.(Baca Juga : Pesona Pulau Sambiki di Kepulauan Sula)
Posting Komentar untuk "Langit Biru di Puncak Gunung Mahawu"