Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berdosa Juga Harus Pintar (Manusia Tak Sempurna)

Sesaat menyibukkan diri di rumah dengan kesibukan sehari-hari, entah kenapa tiba-tiba terlintas pemikiran tentang dosa yang pintar. Saya menyadari karena hoby menulis sehingga jadi terbiasa kapan saja mendapatkan imajinasi yang kemudian dituangkan menjadi tulisan.

Berdosa yang pintar, jangan dulu anda berpikir bahwa arah tulisan ini megharuskan kita cenderung berbuat dosa tapi ide coretan ini mengingatkan bahwa kita sebagai manusia tak sempurna dan yang pastinya tak pernah luput dari kekhilafan. Dengan menyadari hal itu maka kita juga harus pintar dalam hal khilaf atau sengaja melakukan sesuatu yang kita sadari itu berdosa sebab dosa pribadi dan dosa sosial memiliki dampak yang sangat berbeda dalam kehidupan manusia.

Dalam ilmu Agama terdapat pembagian dosa yang terbilang kecil dan besar. Namun pada kesempatan ini saya hanya memandang hal ini dalam konteks umum kemanusiaan yang berdampak dalam kehidupan bermasyarakat.

Manusia tak pernah luput dari dosa, itulah kenapa kita diharuskan selalu berintropeksi diri atau mengevaluasi (menilai) diri sendiri setiap saat. Kadang dalam ketiksengajaan kita berbuat sesuatu yang tak disadari hal itu salah dan akan menyadarinya saat telah terjadi. Namun terkadang manusia menyadari atas sesuatu yang salah tapi tetap melakukannya entah itu karena terpaksa atau tidak.

Nilailah diri sendiri setiap saat agar kita menjadi manusia yang rendah hati

Contoh dosa pribadi seperti tidak masuk sekolah atau kampus, tidak masuk kerja tanpa alasan tertentu (malas), malas belajar dan lain-lain. Tidak masuk sekolah berarti berbuat dosa kepada kedua orang tua atau kelurga yang telah membiayai kita dan hal itu akan sangat berdampak pada diri kita sendiri jika nanti tidak naik kelas atau tertunda kelulusan di bangku kuliah. Tidak masuk kerja karena malas berarti kita berdosa pada majikan yang telah membayar kita dengan perjanjian jangka waktu tertentu dan hal itu akan berdampak pada pemberhentian kerja sehingga kita tidak lagi mendapatkan penghasilan. Diatas hanyalah beberapa contoh kasus yang sering kita temui.

Dosa sosial misalnya kita berbohong kepada publik atau masyarakat dalam saat momen tertentu, menyampaikan sesuatu yang salah kepada orang banyak yang menyebabkan orang-orang tersebut berbuat kesalahan, berbuat asu*ila, mencuri dan lain-lain. Maka dosa-dosa tersebut akan berdampak secara masif (besar) dan pengaruhnya berlangsung lama melalui penilain kurang baik kepada diri kita. Itulah kenapa perbedaan dosa pribadi dan dosa sosial sangat signifikan.

Pintar dalam berdosa menjadikan kita lebih hati-hati dalam berpikir dan bertindak. Sehingga khilaf tidak serta merta menjadikan alasan untuk berdosa dan maaf tidak lagi menjadi surga telinga saat berbuat kesalahan.

Maaf merupakan keharusan dan Khilaf milik kita namun semua itu bukan alasan untuk selalu berbuat salah

Benar ! hidup adalah pilihan, dalam keadaan apapun kita selalu ada pilihan. Maka pintarlah dalam berbuat salah sebab Tuhan memberikan anugerah otak manusia dengan kapasitas sangat baik untuk cenderung melakukan hal baik dan memberikan nafsu untuk dikendalikan dengan baik meskipun tak selamanya baik.

Seringlah intropeksi diri sebab apa yang kita lakukan tak selamanya kita menyadari jika hal itu salah, pintarlah dalam bertindak sehingga kita terhindari dari dosa sosial yang berdampak secara masif sehingga kita menjadi orang yang pintar dalam bertindak bukan orang pintar yang banyak dosa.

Ingin berkomentar ? langsung saja ke kolom komentar

Posting Komentar untuk "Berdosa Juga Harus Pintar (Manusia Tak Sempurna)"