Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Laut

1. Wilayah-wilayah Perikanan Utama

Secara geografik, daerah perikanan utama terpusat di perairan yang terhampar di paparan benua disekeliling dunia. Perikanan utama yang hanya beroperasi di wilayah-wilayah lautan terbuka adalah tuna dan paus. Dalam hal ini ada beberapa alasan terjadinya pemusatan perikanan di perairan neritik.

Pertama, perairan pesisir mempunyai produktivitas primer dihampir seluruh perairan lautan terbuka sehingga mendukung populasi yang besar dari ikan-ikan disemua trofik. Kedua, dasar paparan benua pada umumnya dangkal dan mudah dicapai oleh berbagai macam jaring dan perangkap-perangkap yang digunakan oleh manusia untuk menangkap ikan. Dilain pihak, dasar lautan dalam, sangat jauh dicapai dari permukaan walaupun dengan mekanisme alat-alat tangkap canggih masa kini; secara ekonomis kita mendapatkan ikan disini.

Terakhir, kurangnya bahan makanan di lautan-lautan merintangi perkembangan populasi ikan disini nampaknya tidak mendukung usaha perikanan untuk jangka waktu yang lama. Walaupun perikanan terpusat diwilyah-wilayah paparan benua, terdapat distribusi tonase hasil tangkapan yang tidak merata diberbagai tempat. Daerah paparan benua dibarat laut Eropa, disepanjang pantai upwelling dibagian barat Amerika Selatan dan juga di Jepang menghasilkan penangkapan ikan terbesar. Lautan di bagian selatan dan tropik kecuali pesisir barat Amerika Selatan, sangat sedikit menyumbang perikanan dunia.

2. Spesies Niaga Utama

Binatang-binatang laut yang secara niaga sangat penting, berasal dari empat kelompok yaitu :

a. ikan bertulang keras

b. ikan bertulang rawan

c. mamalia laut

d. moluska dan krustasea

Dari kelompok-kelompok ini, berbagai macam ikan merupakan bagian yang terbesar tonasenya. Diantara ribuan jenis ikan laut diseluruh dunia, hanya sedikit sekali yang merupakan bagian dari ikan-ikan utama yang tertangkap. Kesemuanya dapat dikumpulkan menjadi beberapa kelompok utama saja. Ikan-ikan haring, sardin, dan teri terhitung sebagai ikan-ikan yang mempunyai tonase yang terbesar. Dari kelompok tersebut jenis teri dari Peru mencapai hampir setengah hasil perikanan dunia dan merupakan basis perikanan jenis tunggal yang terbesar di dunia.

Ikan-ikan haring, teri, dan anchoveta, umumnya disebut sebagai ikan-ikan klupeiod, berukuran kecil, bersifat pelagik dan merupakan pemangsa pada tingkat trofik yang rendah baik lansung memangsa fitoplankton atau herbivora seperti kopepoda. Hampir semuanya tidak dikonsumsi manusia langsung sebagai makanan manusia, tetapi diolah menjadi protein kasar untuk makanan hewan.

Kelompok terbesar kedua dari ikan-ikan yang terkumpul di tempat pendaratan adalah ikan gadoid yang terdiri atas ikan kod, haddock, pollock dan hake. Kelompok ikan ini merupakan penghuni dasar dan daerah perikanan utamanya adalah di ujung dangkal lautan Atlantik Utara dan Pasifik Utara.

Kelompok ketiga terbesar adalah ikan-ikan yang umumnya dikenal dengan nama mackerel. Ikan-ikan ini umumnya terdapat diperairan ugahari dan tropik sebagai ikan-ikan karnivora pelagik yang bergerak cepat diperairan-perairan dangkal. Kelompok ikan yang dekat sekali dengan mackerel adalah jenisjenis tuna. Tuna merupakan salah satu di antara ikan-ikan terbesar dalam perikanan niaga. Ikan-ikan ini juga merupakan basis utama perikanan samudra. Ikan-ikan ini tersebar luas, merupakan karnivora perenang cepat dari lautan tropik dan laut ugahari hangat. Meskipun tonasenya tidak sebesar ikan-ikan yang lain, namun sangat berarti karena memiliki harga tinggi sebagai produk ikan kalengan.

Redfish, rockfish, dan sea bass adalah ikan-ikan demersal, ikan-ikan perairan dingin yang terutama dimanfaatkan sebagai makanan manusia. Ikan-ikan sebelah, seperti halibut, sole, plaice, dan flounder merupakan ikan-ikan yang terkenal mempunyai makna ekonomi yang berarti karenanya kelompok ikan ini amat tinggi harganya. Semua ikan tersebut benar-benar ditangkap diperairan dangkal dan banyak yang telah dieksploitasi secara intensif selama tahun-tahun terakhir ini.

Ikan hiu dan ikan-ikan yang bertulang rawan lainnya pada umumnya tidak dikonsumsi secara langsung karena kandungan urea yang tinggi pada daging segarnya. Kelompok ikan salem merupakan bagian paling kecil dari tempat pendaratan didunia, sehingga sulit sekali menemukan nya, tetapi ikan ini mempunyai makna ekonomi yang besar di Amerika Utara dan Eropa karena dagingnya yang lembut.

Kelompok krustasea utama dalam perikanan dunia adalah udang-udangan. Berbagai jenisnya telah lama ditangkap diseluruh lautan baik diwilayah perairan hangat dan dingin. Krustasea lainnya yang bermakna pula adalah berbagai jenis kepiting-kepitingan dan udang karang (lobster). Kesemuanya secara ekonomis bernilai tinggi dan patut dihargai mahal untuk dikonsumsi manusia. Kelompok moluska utama yang didasarkan pada jumlah tonasenya adalah cumi-cumi. Penangkapan cumi-cumi yang jumlahnya berarti dilakukan di Jepang, Eropa, dan Kalifornia.

3. Pengelolaan, Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut

Di Wilayah pesisir terdapat beraneka ragam sumberdaya yang memungkinkan pemanfaatan secara berganda. Pengelolaan harus diarahkan kepada pemanfaatan bermacam sumberdaya wilayah pesisir secara terpadu dan berkesinambungan (sustainable). Setiap pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dapat menyebabkan terjadinya perubahan ekosistem dengan skala tertentu. Pemanfaatan dengan tidak mempertimbangkan prinsip-prinsip ekologi dapat menurunkan mutu lingkungan dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan ekosistem wilayah pesisir yang bersangkutan.

Dengan demikian masalah utama dalam pengelolaan dan

pengembangan sumberdaya wilayah pesisir adalah pemanfaatan

ganda daripada sumberdaya tanpa adanya koordinasi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan wilayah pesisir, khususnya di Indonesia yaitu Pemanfaatan ganda,pemanfaatan tak seimbang, pengaruh kegiatan manusia dan pencemaran wilayah pesisir.

Pemanfaatan Ganda

Konsep pemanfaatan ganda perlu memperhatikan keterpaduan dan keserasian berbagai macam kegiatan. Sementara itu batas kegiatan perlu ditentukan. Dengan demikian pertentangan antar kegiatan dalam jangka panjang dapat dihindari atau diperkecil. Salah satu contoh penggunaan wilayah untuk pertanian, kehutanan,perikanan, alur pelayaran, rekreasi, pemukiman, lokasi industri dan juga sebagai tempat pembuangan sampah dan air limbah.

Pemanfaatan ganda wilayah pesisir yang serasi dapat berjalan untuk jangka waktu tertentu, kemudian persaingan dan pertentangan mulai timbul dengan berjalannya waktu, pemanfaatan telah melampaui daya dukung lingkungan. Untuk beberapa hal, keadaan ini mungkin dapat diatasi dengan teknologi mutakhir. Akan tetapi perlu dijaga agar cara pemecahan itu tidak mengakibatkan timbulnya dampak negative atau pertentangan baru.

4. Pemanfaatan Tak Seimbang

Masalah penting dalam pemanfaatan dan pengembangan wilayah pesisir di Indonesia adalah ketidakseimbangan pemanfaatan sumberdaya tersebut, ditinjau dari sudut penyebarannya dalam tata ruang nasional. Hal ini merupakan akibat dari ketimpangan pola penyebaran penduduk semula disebabkan oleh perbedaan keunggulan komparatif (comparative advantages) keaadaan sumberdaya wilayah pesisir Indonesia.

Pengembangan wilayah dalam rangka pembangunan nasional harus juga memperhatikan kondisi ekologis setempat dan faktor-faktor pembatas. Melalui perencanaan yang baik dan cermat, serta dengan kebijaksanaan yang serasi, perubahan tata ruang tentunya akan menjurus kearah yang lebih baik.

5. Pengaruh Kegiatan Manusia


Pemukiman disekitar pesisir menghasilkan pola-pola penggunaan lahan dan air yang khas, yang berkembang sejalan dengan tekanan dan tingkat pemanfaatan, sesuai dengan keaadaan lingkungan wilayah pesisir tertentu. Usaha-usaha budidaya ikan, penangkapan ikan, pembuatan garam, eksploitasi hutan rawa, pembuatan perahu, perdagangan dan industri, merupakan dasar bagi tata ekonomi masyarakat pedesaan wilayah pesisir.

Tekanan penduduk yang besar sering mengakibatkan rusaknya lingkungan, pencemaran perairan oleh sisa-sisa rumah tangga, meluasnya proses erosi, kesehatan masyarakat yang memburuk dan terganggunya ketertiban dan keamanan umum. Oleh karena itu perlu diperoleh pengertian dasar tentang proses perubahan yang terjadi di wilayah pesisir. Dengan demikian pemanfaatan sumberdaya yang terkandung di dalamnya dapat dikelola dengan baik. Perlu dihayati pula bahwa sekali habitata atau suatu ekosistem rusak maka sukar untuk diperbaiki kembali.

Posting Komentar untuk "5 Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Laut"