Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Refleksi Singkat Turun Kejalan 4 November 2016 Jakarta

Oleh : Ardian Jailan Pauwah

Lepas dari dinamika politik Jakarta, izinkan anak timur untuk berbicara. Ini bukan tentang isu SARA dan sebagainya, ini tentang harkat dan martabat Agama.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa setiap manusia dihadirkan sebagai khalifah (pemimpin) dimuka bumi oleh Sang Pencipta. Menjadi khalifah untuk diri sendiri ataupun orang banyak pada umumnya.

Islam adalah agama damai, datang sebagai rahmat bagi semesta alam. Islam tidak pernah melarang siapapun untuk menjadi pemimpin, entah muslim ataupun non-muslim. Jika ia mampu, kenapa tidak.

Memang jelas disatu sisi Islam mengatur umatnya untuk menentukan siapa yang harus menjadi pemimpin kaumnya. Seperti yang tertulis dengan jelas dalam Qs.Almaidah ayat 51 yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Ini bukan masalah dibodohi oleh kitab yang suci seperti yang sahabat sebutkan dalam pertemuan itu. Lepas dari kami akan berpegang teguh pada firman Tuhan atau tidak, ini tetap mutlak adalah aturan untuk kaum kami.

Butuh kajian mendalam jika saudara mengatakan bahwa Kalau ada yang membawa ayat itu dalam beberapa kesempatan adalah SARA. Bukan tentang itu, ini adalah bagian dari jalan dakwah dalam ajaran islam. Saya rasa tidak ada yang salah jika ayat ini sering dikutip.

Cobalah anda bayangkan satu hal misalnya, jika ada perlombaan makan Babi Gratis untuk penduduk miskin yang didalamnya ada sebagian kaum awam muslim. Lalu datang seorang hamba yang mengutip Qs.Almaidah ayat 3 bahwa dilarang memakan daging babi. Apa yang akan anda katakan pada hamba itu, apakah anda akan berkata makan saja jangan dibodohi pakai Almaidah ayat 3. Ini sama saja dengan apa yang menjadi pemicu aksi kemarin.

Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar didunia, muslim Indonesia sangat menjunjung tinggi kerukunan umat beragama. Seperti yang menjadi makna Bhinneka Tunggal Ika. Jika ada yang tidak berlaku demikian maka bukan Islam yang seharusnya disalahkan. Karena muslim belum tentu islami atau menjalankan ajaran Islam sebaik-baiknya. Jelas kami akan segera bergerak dan bisa sangat marah jika anda meremehkan ayat suci kami.

Aksi 411 bukan semata-mata karena kepentingan politik para politisi. Tidak bisa dipungkiri bahwa muatan itu memang ada karena bertepatan dengan momen pilkada, tetapi lebih dari itu ini adalah gerakan pembelaan terhadap Alquran. Dan tidakkah sahabat sadar bahwa yang sahabat yang sahabat sampaikan hari itu juga menyangkut dengan dinamika pilkada? Sekarang sahabat mencoba mengklarifikasinya lalu seakan-akan menyalahkan penafsiran kami.

Islam tidak melarang hak anda dalam dunia demokrasi, tetapi sahabat tidak berhak sama sekali untuk mengatakan bahwa kami dibodohi pakai kitab suci kami sendiri. Apalagi dalam keadaan seperti itu.

Jika ingin memberi penilaian terhadap Alquran caranya bukan seperti itu sahabat. Kenapa tidak buat forum debat resmi saja seperti yang dibuat pendakwah-pendakwah islam seperti Dr.Zakir Naik misalnya. Saya rasa kami akan sangat memakluminya jika anda menyampaikannya dalam suasana debat resmi itu.

Sahabat jangan berkomentar bahwa seakan-akan kami yang salah. Kami sadar bahwa Indonesia berasaskan Pancasila, Kami tidak begitu bodoh untuk sadar bahwa semua orang berhak dimata hukum. Jika tidak, maka tidak mungkin pula ada non-muslim menjadi pemimpin didaerah bermayoritas Muslim.

Sahabat ini bukan tentang Mayoritas yang lebih kuat atau Minoritas yang lebih pantas. Bukan pula tentang SARA ataupun Pembatasan terhadap hak Anda. Kami sadar bagaimana negeri ini diperjuangkan dan didirikan. Kami sadar bahwa kita bukan saudara seiman tapi saudara dalam kemanusiaan.

Jika sahabat paham akan makna saudara, maka anda tak perlu membuat gaduh suasana.

Tidak ada maksud apa-apa dalam cakaran ini wahai Sahabat. Ini hanyalah luapan opini dari apa yang ada dalam Pikiran. Kegaduhan ini tak akan muncul jika tak ada Bara yang dinyalakan.

Sahabat jangan lagi berkomentar seakan-akan kami yang salah, jangan lagi mempostingkan sesuatu seakan-akan Kamu yang lebih Kuat. Biarkanlah semua berjalan sesuai prosedur hukum yang ada. Karena Kita adalah INDONESIA.

Semoga kau Paham Sahabat.

Baca juga Ardian Jailan Pauwah : Refleksi Sumpah Pemuda, Bukan Sekedar Teriak

Posting Komentar untuk "Refleksi Singkat Turun Kejalan 4 November 2016 Jakarta"