Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jejak Kehidupan ( Antara Harapan dan kenyataan )

Sebuah tulisan lama pada tahun 2010 yang sengaja Admin Share kembali tanpa merevisinya. Ini adalah tulisan asli dimana saat itu Admin sendiri baru mulai belajar untuk untuk menulis dan yang terpikir saat itu adalah menulis tentang sedikit jejak kehidupan admin hehe.

Pada saat itu juga Admin masih berstatus Mahasiswa semester 3 di Jurusan Kehutanan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Jejak Kehidupan ( Antara Harapan dan kenyataan )

Setiap orang pasti mempunyai cita-cita sejak masih kecil, begitu pula dengan saya. Sejak kecil cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang penegak hukum yaitu polisi. Saya ingin menjadi polisi karena munkin di lihat dari pakaianya yang menurut saya sangat bagus dan polisi juga bertugas untuk menagkap orang yang melanggar hukum. Itulah cita-cita seorang anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Seiring berjalanya waktu saya terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraih cita-cita saya yaitu dengan rajin sekolah,belajar dan berdoa. Waktu duduk di bangku SMA saya sudah mulai berlatih untuk kesiapan fisik supaya setelah lulus SMA nanti saya sudah siap fisik untuk mengikuti seleksi calon bintara polisi.

Namun, setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) hati saya sangat kecewa dan bercampur emosi karena sewaktu mau mengikuti seleksi calon bintara polisi Ayah dan Kakak lelaki sulung yang juga seorang polisi tidak mengijinkan saya untuk mengikuti seleksi calon bintara polisi.Saya bingung mengapa mereka tidak mau mengijinkan saya untuk menjadi seorang polisi padahal waktu kecil ayah sudah mendukung dan mau dengan cita-cita saya untuk menjadi seorang polisi.Mulai saat itu saya menjadi benci dan marah kepada ayah dan kakak saya.Melihat sikap saya yang seperti itu mereka lalu menjelaskan alas an mengapa mereka tidak mau saya untuk menjadi seorang polisi.Alasan mereka adalah karena kami bersaudara Cuma dua orang laki-laki yaitu saya dan kakak saya yang sudah menjadi polisi maka yang mereka mau adalah saya menjadi pegawai kantoran saja,karena kakak sudah menjadi polisi biarlah kakak saya saja yang menjadi polisi.

Tapi tidak mudah bagi saya untuk menerima hal itu, meskipun saya sudah berusaha untuk menerimanya tapi di lubuk hati saya tidak mudah untuk menerima hal itu.Saya sudah berusaha untuk tetap masuk seleksi calon bintara polisi tapi karena tidak ada restu dan dukungan dari ayah dan kakak akhirnya saya pun tidak luls seleksi.Mulai saat itu, saya menganggap bahwa masa depan saya telah hancur.saya menjadi sangat benci terhadap ayah dan kakak saya .Sifat saya yang dulunya baik pun sudah mulai menjadi buruk, Saya yang tidak pernah mabuk akhirnya menjadi seorang pemabuk dan hidup saya sudah mulai tidak karuan siang malam kerjaan saya cuman mabuk-mabukan.

Melihat keadaan saya yang seperti itu, kakak membawa saya untuk tinggal bersamanya di daerah tempat dia bertugas.Setelah tinggal bersamanya beberapa minggu, saya pun di pekerjakan di kantor dinas pemerintahan sebagai pegawai honorer.Saya pun berusaha untuk mencintai pekerjaan saya waktu itu namun semuanya tidak berhasil dan saya tetap benci dengan pekerjaan saya, mungkin karena pengaruh dari cita-cita saya yang ingin menjadi polisi.Dengan keadaan yangseperti itu kebiasaan buruk saya yang sering mabuk-mabukan pun kembali terjadi dan hamper setiap hari saya mabuk.Yang lebih parahnya lagi bukan cuman itu, saya juga sering berkelahi dan membuat kekacauan.Akhirnya kakak saya pun menyuruh saya untuk kembali ke kampung karena tidak tahan dengan sifat dan tingkahlaku saya yang seprti itu dan pekerjaan sebagai pegawai honorer di kantor dinas pemeritahan pun saya tinggalkan.

Di kampung saya bertemu dengan seorang kontraktor dari sebuah perusahaan swasta yang bekerja di bidang pembuatan jalan .Beliau pun mengajak saya untuk ikut bekerja di perusahaanya sebagai mekanik atau bagian perbengkelan.Namun selama bekerja kurang lebih tujuh bulan saya belum juga bisa melupakan keinginan saya untuk menjadi seorang polisi.Dengan keadaan seperti itu, kebiasaan mabuk saya pun kembali terjadi dan selama saya bekerja tidak menghasilkan apa-apa karena gaji yang saya peroleh hanya habis untuk membeli minuman keras, tidak lama kemudian saya pun berhenti bekerja karena tidak terdapat kecocokan di antara kami sebagai karyawan perusahaan.

Saya pun kembali ke kampung halaman dan menganggur selama kurang lebih lima bulan.Yang saya sangat herankan disini tiba-tiba saja kakak perempuan saya yang berprofesi sebagai seorang guru, dia menawarkan kepada saya untuk masuk kuliah dan saya dengan senang hati saya langsung menerima tawaran yang di berikan oleh kakak saya.Padahal, waktu di bangku sekolah sama sekali tidak ada di pikiran saya untuk menjadi seorang mahasiswa.Mulai saat itu, saya yakin dan percaya kalau hidup ini penuh kejutan.Setiap orang pasti berharap akan sesuatu, adakalanya impian(harapan) itu akan menjadi kenyataan , namun tak jarang pula kita harus menerima kenyataan yang berbeda bahwa yang kita harapkan tidak terjadi atau malah hal sebaliknya yang terjadi.Kadang kenyataan tak seindah harapan dan kadang harapan butuh waktu untuk menjadi kenyataan.Kita memang tidak mempunyai kuasa apa-apa terhadap hasil yang kita dapatkan saat ini, kita harus selalu mempunyai keyakinan dan berusaha dengan sepenuh hati maka suatu saat harapan kita akan menjadi kenyataan.

Kakak perempuan meminta saya untuk menentukan pilihan dimana saya akan kuliah dan universitas apa yang akan saya pilih.Kembali lagi saya sangat heran karena tiba-tiba saja yang ada di pikiran saya adalah Manado, padahal saya belum pernah sampai di Manado bahkan sanaksaudara pun tidak ada di manado.Tapi Tuhan maha pengasih dan maha penyayang, setelah tiba di manado saya bertemu dengan seorang teman, kita berkenalanpun hanya lewat telepon dan baru ketemu di manado.Saya mendapat banyak informasi dari dia tentang perkuliahan, akhirnya sayapun mendaftar di fakultas pertanian jurusan kehutanan Universitas sam ratulangi.

Sekarang saya pun senang dengan perkuliahan dan semua masa lalu pun sudah saya lupakan termasuk cita-cita saya menjadi polisi.Sekarang sifat dan tingkahlaku saya sudah mulai membaik yaitu tidak merokok , meminum minuman keras dan sudah mulai taat beribadah.

Jadi hikmah yang saya peroleh adalah manusia hidup kadang tidak sesuai dengan apa yang di rencanakan dan di harapkan.Kadang apa yang di rencanakan tidaktercapai.Tapi jangan gampang putus asa dan menyerah karena hidup masih panjang, hadapilah kenyataan yang ada dengan sebaik-baiknya karena dengan kenyataan yang ada sekarang kita buat cita-cita baru

Kita harus selalu bersyukur dengan kenyataan yang kita hadapi saat ini dan kita juga harus tetap punya semangat hidup, yakinlah bahwa kenyataan saat ini adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita jalankan dengan sebaik-baiknya.Dengan demikian kita akan sadar bahwa mungkin ada sesuatu yang salah atau belum maksimal sehingga harapan itu menjadi kenyataan dan dari hal tersebut kita akan berusaha lebih baik lagi.

Jadi, kenyataan yang harus saya hadapi sekarang adalah saya seorang mahasiswa jurusan kehutanan fakultas pertanian universitas Samr Ratulangi Manado dan inilah saatnya saya untuk menjadi lebih baik.Saya yakin dan percaya kalau hidup ini penuh kejutan dan cita-cita saya sekarang adalah menyelesaikan kuliah dalam waktu singkat yaitu tiga tahun setengah dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat,bangsa dan negara khususnya di bidang kehutanan

(Baca Juga Artikel Menarik : Biarkan Rasa ini Jenuh)

Posting Komentar untuk "Jejak Kehidupan ( Antara Harapan dan kenyataan )"